Sabtu, 25 Februari 2012

Kasus Ryan 'Si Jagal' dari Jombang

Pasti sudah pada tahu kan tentang manusia yang bernama Verry Idham Henyaksah alias Ryan, jejaka asal jombang yang mendadak terkenal karena karena perbuatannya yang menghilangkan nyawa manusia karena alasan yang dianggap masyarakat tidak normal,hingga memunculkan asumsi bahwa Ryan adalah orang yang tidak normal.
eiittss nanti dulu, sebagai seorang psikolog (calon lebih tepatnya,mudah-mudahan gelar calon segera hilang tanpa banyak halangan dan hadangan aduuhh kelepasan) kita ga boleh sembarang kasih labeling karena diperlukan banyak tahap,observasi,wawancara,observasi lagi,allowanannesa,autoanannessa,observasi lagi,daannn seterusnya sampe bisa kasih judgement klinis ke seseorang
dan berangkat dari itu saya akan memberikan sedikiit analisis mengenai kasus Ryan dari sudut pandang Psikologi Abnormal, tapi sebelum itu kita refresh sedikit mengenai kasus Ryan berdasarkan hasil investigasi penulis dari sumber di Internet

Masa Kecil
 
Ryan adalah bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya Mulyo Wasis (44) adalah saudara satu ibu namun lain ayah. Sejak kecil Ryan lebih sering berpisah dengan kedua orangtuanya dan tinggal di pesantren. Ayah Ryan, Ahmad Maskur, pensiunan satpam sebuah pabrik gula dan Kasiatun, istrinya, lebih suka tinggal di rumah Mulyo Wasis.
Perilaku Ryan banyak berubah ketika ia duduk di bangku SMP. Dia lebih banyak menekuni kegiatan perempuan seperti menari dan berdandan. Di sekolah Ryan dikenal lebih dekat dan lebih banyak berteman dengan perempuan, dia juga banyak terlibat kegiatan kesenian, terutama menari. Namun demikian Ryan dikenal cerdas, cekatan, dan pandai bergaul.


Kronologis Pembunuhan dan Mutilasi Heri Santoso Oleh Ryan Seorang Gay Homoseksual - Kemungkinan Heri Bukan Korban Ryan Yang Pertama
Juli 17, 2008 ·
JAKARTA - Kasus pembunuhan Heri Santoso (40) terungkap sudah. Ia diduga dibunuh Verrry Idham Henyaksyah alias Ryan (30) alias Ryan, karena cemburu. Keduanya sama-sama tertarik pada Novel Andrias alias Noval (28). Mutilasi dilakukan di kamar 309A, Blok C, apartemen Margonda Garden Residence, Depok, Jum’at (11/7) pukul 20.00.

Carlo menjelaskan, awalnya Heri datang ke apartemen Ryan dengan mobil Zuzuki APV hitam, B-8986-CR, pukul 20.00, Jum’at (11/7). Di apartemen, Heri melihat foto Noval, kekasih Feriansyah yang akrab dipanggil Ryan. Heri jatuh hati pada Noval, dan menyampaikan hal itu pada Ryan. Heri lalu menawarkan sejumlah uang kepada Ryan agar Noval bisa berhubungan intim dengan Heri. Ryan tersinggung dan marah. Terjadi cekcok mulut. Menawarkan kekasih untuk berhubungan intim dengan imbalan sejumlah uang adalah hal yang umum dikalangan kaum gay alias homoseksual.

Tersinggung kekasih prianya ditawar, tersangka Ryan (pria, 30) membunuh dan memotong-motong Heri Santoso (40). Harta korban dijarah buat memanjakan kekasih pria, Noval (28). Ryan dicurigai tidak sekali ini melakukan mutilasi. Oleh karena itu, polisi masih memeriksa intensif Ryan.

Ketika Heri melihat foto Noval di apartemen Ryan, Heri segera jatuh hati kepada Noval. Isi hatinya ia sampaikan kepada Ryan. Tapi Ryan mengingatkan, Noval sudah menjadi pasangannya. Heri yang sudah kasmaran karena melihat foto Noval lalu menawarkan sejumlah uang kepada Ryan. Ryan tersinggung kemudian menikam dan menganiaya Heri hingga tewas.

Hal itu diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Carlo Brix Tewu, Rabu (16/7). Ia didampingi Kepala Satuan Kejahatan dengan Kekerasan Ajun Komisaris Besar Fadhil Imran. Dalam kasus ini, tim gabungan Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Selatan, dan Polsek Metro Pasar Minggu, memeriksa 14 saksi, setelah melakukan pemeriksaan terhadap tersangka kasus mutilasi, Ryan.

Kisah berawal ketika Heri datang dengan mobil Suzuki APV hitam, BB 8986 CR, Jumat (11/7), pukul 20.00, ke apartemen Ryan.

Malam itu, dari kamar 309A, Blok C, Margonda Garden Residence, Depok, bau tidak sedap menusuk hidung. Noval, yang mengaku tidak melihat kejadian itu, mencium aroma yang membuat bulu kuduknya berdiri. Kekasih Ryan yang bernama asli Novel Andrias itu membatalkan niatnya masuk kamar 309A.

DIPOTONG KEMUDIAN DICUCI
Ryan akhirnya menikam Heri dan memukuli korban dengan sebatang besi. Setelah menjadi mayat, Ryan memotong-motong jenazah Heri menjadi tujuh bagian dalam dua koper besar dan kecil, serta dalam sebuah plastik. Sebelum dimasukkan, potongan-potongan mayat itu dicuci Ryan.

Setelah Heri tewas, Ryan, yang nama aslinya Verry Idham Henyaksyah itu, memotong-motong tubuh korban menjadi tujuh bagian. Kemudian mencuci dan membersihkan potongan tubuh itu dari darah. Lantai kamar dan ranjang pun dibersihkan dari darah. Potongan-potongan mayat itu lalu dimasukkan ke dalam dua koper berukuran besar dan kecil serta sebuah tas plastik.

Kebencian Ryan pada Heri ditunjukkan Ryan dengan merusak alat vital Heri. Ekspresi kebencian seperti ini umum dilakukan kalangan homoseksual.Dengan membawa potongan-potongan jenazah itu, Ryan naik taksi. Ia lalu membuang potongan-potongan jenazah itu di dua lokasi di tepi Jalan Kebagusan Raya, Sabtu pagi.

Dengan membawa potongan jenazah itu, Ryan naik taksi. Ia lalu membuang potongan jenazah itu di dua lokasi di tepi Jalan Kebagusan Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (12/7) subuh. Yang entah bagaimana pembuangan mayat yang berbau anyir darah tersebut dan meninggalkan koper besar dijalan tidak mengundang kecurigaan supir taksi. Pukul 08.00, potongan mayat itu ditemukan.

Potongan-potongan mayat korban lalu ditemukan oleh warga setempat pukul 08.00. Ketika ditanya wartawan mengapa Ryan membawa potongan jenazah dengan taksi dan tidak menggunakan mobil Heri, Carlo menjawab, “Ada alat pengaman tingkat tinggi yang rumit di kunci mobil Heri yang membuat Ryan tak bisa menggunakan mobil itu,”.

“Celana jins yang ditemukan di tempat pembuangan itu milik Ryan,” lanjutnya.

Setelah membuang potongan mayat Heri, Ryan memanfaatkan uang korban senilai Rp 3.040.000, dua kartu kredit BNI, dan satu kartu kredit ANZ, serta kartu anjungan tunai mandiri (ATM) BCA untuk berfoya-foya dengan kekasihnya, Noval.

Setelah membunuh Heri, Ryan memanfaatkan uang korban, Rp 3.040.000, kartu kredit dan ATM untuk berfoya-foya dengan kekasihnya, Noval. “Itu sebabnya kami menjerat noval dengan pasal 480 tentang permufakatan jahat karena ia ikut menikmati hasil kejahatan Ryan. Jadi dalam kasus ini, tersangka utamanya tunggal, Feri (maksudnya Ryan, Feriansyah). Ia dijerat pasal 339 tentang pembunuhan dengan tindak pidana lain, juncto pasal 338,” ucap Carlo. Pasal ini sebenarnya juga cukup manjur untuk menangkap istri dan anak dari pelaku korupsi karena pasti ikut menikmati hasil kejahatan korupsi namun tidak pernah digunakan karena alasan khusus.

Polisi menangkap Noval, seorang pegawai negeri sipil, di kantornya, di Margonda, Selasa (15/7) pukul 14.00. Sejam kemudian polisi menggerebek kos Ryan di Pesona Kayangan, Depok.

Carlo mengatakan, untuk mengungkap kasus ini, tim gabungan yang terdiri dari anggota Polsek Metro Pasar Minggu, Polres Metro Jaksel, dan Sat Jatanras Polda Metro telah memeriksa 14 orang yang sebagian berasal dari kaum homoseks. Mereka yang diperiksa di antaranya seorang dokter dan Ar, penyanyi dangdut yang awalnya diduga terlibat kasus ini.

Polisi menyita sejumlah barang bukti dari apartemen, berupa dua kartu kredit BNI, dan kartu kredit ANZ, kartu anjungan mandiri BCA, laptop, telepon selular Nokia 71, cincin, pisau, potongan besi, dan mobil Suzuki APV milik Heri.

CEMBURU DAN TAMAK HARTA
Cemburu, sakit hati, dan ingin mengusai harta, melatarbelakangi pembantaian sadis oleh seorang gay terhadap teman bercintanya Ir. Heri Santoso, 40. Untuk menghilangkan jejak, pelaku memotong tubuh korban menjadi tujuh bagian kemudian dibuang di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.

Keinginan pelaku agar perbuatannya tidak terungkap, gagal total. Empat hari setelah pembantaian, , Selasa (15/7) petang, tersangka Very Idan alias Ariansyah alias Ryan, 30, dan Noval Andreas, 28, ditangkap petugas Jatanras Polda Metro Jaya di Apartemen Margonda Garden Residence Depok.

Kedua gay yang kerap bertemu dengan Heri Santoso diperiksa itensif di Polda Metro Jaya. Pemeriksaan terhadap kedua tersangka yang berpenampilan lemah gemulai dan berkulit bersih itu dilakukan di ruang terpisah. “Kami akan terus mengembangkan kasus ini. Terutama menyangkut hubungan sejenis dan keinginan tersangka mengusai harta korban,“ kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Drs Carlo B. Tewu, Rabu (16/7) siang.

SIAP DIHUKUM MATI
Dalam wawancara khusus dengan Detektif Conan, tersangka Ryan yang menjadi eksekutor mutilasi tubuh Heri Santoso, lebih banyak murung. Pakaian yang dikenakannya mulai kotor dan lusuh. Ia mengaku menyesal melakukan pembunuhan. “Saya siap dihukum mati. Saya membunuh Heri Santoso karena cemburu dan sakit hati. Dia berniat merebut Noval dari tangan saya. Padahal dia tahu, Noval itu pacar saya “ kata Ryan.

Pertengkaran sesama kaum gay yang berakhir dengan pembunuhan itu memuncak di kamar 309 A, Blok C. Malam itu, di apartemen yang dihuni Ryan dan Noval, muncul Heri Santoso mengendarai Suzuki APV B 8996 KR. Pertemuan ini berlangsung akrab. Maklum, mereka sudah saling kenal. Saat itu, Noval tidak berada di apartemen.

Heri Santoso, yang bekerja sebagai salesman di perusahaan baja di kawasan Cikarang, Bekasi, meminta bantuan Ryan mencarikan teman kencan. “Tolong carikan gua pacar. Gua udah bosan sama yang lama,“ jelas Ryan, menirukan ucapan Hari. Pacar yang lama ini, menurut Ryan adalah Arya Nugraha, finalis KDI, yang sempat diperiksa polisi.

Keinginan itu disambut tersangka. Menurut Ryan, ia mengambil album foto yang berisi sejumlah pemuda tampan. Begitu membolak-balik album, korban jatuh hati dengan seorang pemuda yang belakangan diketahui bernama Noval.
“Gua naksir sama yang ini. Tolong kenalkan gua sama dia. Bagaimana caranya gua bisa tidur sama dia. Nanti kamu gua kasih imbalan, “ kata Heri.

Permintaan Heri membuat Ryan meradang. Pasalnya, Noval adalah pacarnya yang sudah lama hidup bersama di apartemen tersebut. “ Enak aja kamu. Ini kan pacar gua, “ bentak Ryan.

HERI DITIKAM
Keinginan Heri meniduri Noval membuat ia cemburu dan sakit hati. Kedua gay ini bertengkar hebat. Mereka saling pukul dan cakar-cakaran. Merasa terdesak, Ryan lari ke meja. Melihat ada pisau, tersangka bergegas mengambilnya. Dengan pisau di tangan, Ryan, yang mengaku kerap jadi model di majalah, menyerang Heri.

Di ruang tidur apartemen yang sempit itu, mereka kembali baku hantam. Beberapa saat kemudian, Heri ambruk bersimbah darah. Mata pisau bersarang di ulu hati korban. Ryan panik melihat Heri merintih kesakitan.

Dalam kondisi tidak berdaya, Heri diseret ke kamar mandi. Tubuh korban ditelentangkan. Kepala Heri dihajar pakai besi. Seketika Heri kelojotan dan tewas. Melihat pemandangan yang mengerikan ini, tersangka makin panik. “ Saat itu timbul pikiran memotong tubuh Heri, “ ujar Ryan.

KORBAN DIMUTILASI
Proses mutilasi itu dijelaskan tersangka secara rinci. Dengan pisau di tangan, ia memotong kedua lutut korban. Selanjutnya kedua paha dan kedua tangan. Bahkan kelamin korban juga disayat-sayat. “ Terakhir saya potong leher Heri.“

Potongan tubuh pria yang sudah beristri dan mempunyai satu anak itu, yang semula bernoda darah, dicuci tersangka hingga bersih. Potongan tubuh itu dimasukan ke dua koper. Malam itu juga, Ryan keluar apartemen menenteng koper berisi mayat. Di lantai dasar, ia pergi mencari taksi. Sedangkan mayat diletakan di ruang parkir. Kembali dengan taksi, gay ini memasukan dua koper tersebut ke bagasi. Di tempat sepi kawasan Ragunan, dua koper berisi mayat itu dibuang.

Setelah membuang mayat, Ryan kembali ke apartemen dengan taksi yang sama. “ Sopir taksi tidak tahu kalau koper yang saya buang berisi mayat, “ aku tersangka.

Menjelang tengah malam, Noval datang ke apartemen. Kepada pacarnya ini, Ryan mengaku habis membunuh Heri. Ia juga memperlihatkan dompet korban yang diambilnya. Dompet berisi 2 kartu ATM dan 2 kartu kredit. Selain itu, mereka juga mengusai HP suami Ny. Ayu, laptob, dan cincin emas. “ Saya tahu nomor PIN ATM dari HP Heri, “ ujar Ryan, yang mengaku guru ngaji di Jombang, Jawa Timur.

Setelah kejadian, tesangka Ryan dan Noval pergi berbelanja. Mereka membeli teve dan barang keperluan sehari-hari. Bahkan mereka juga membeli ember dan makanan ringan.

“Tersangka Ryan kami jerat dengan pasal 338 tentang pembunuhan dan pasal 365 tentang perampokan yang disertai kekerasan. Sedangkan Noval, dijerat dengan pasal 480 tentang penadahan. Mereka diamankan didua lokasi berbeda,” kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Carlo Brix Tewu didampingi Kasat Jantras AKBP Fadil Imron, Kompol Helmi Santika, dan Kompol Rudi.

Soal keterlibatan dokter ternyata tidak terbukti. Bahkan polisi sudah melepas dokter yang memang juga tinggal di apartemen tersebut.

PENGUSAHA PROPERTI HILANG
Heboh soal mayat dimutilasi, membuat keluarga Ariel,34, khawatir lantaran lelaki itu sudah 4 bulan menghilang. Terkahir pengusaha properti ini putra dari Ny. Tiarma ini disebutkan sebelum menghilang dia ada janji bertemu dengan Ryan.

Tertangkapnya Ryan, mendorong keluarganya untuk menyelidiki keberadaan pemuda ini. Pemuda berkulit bersih itu pamit untuk pergi ke Surabaya pada 23 Maret 2008, dan janji ketemu Ryan di stasiun. Lantaran tak ada khabar, keluarga melapor ke Polda Metro Jaya pada 26 Maret 2008.

ARYA PERGI DARI KOS
Setelah ditangkapnya pelaku mutilasi, Arya Nugroho, finalis KDI 2 menghilang dari kos-nya di Jln. Buang RT 04/05 Lubang Buaya, Cipayung, Jaktim, gagal. Pintu kamar no. 6 tempat pemuda itu tinggal tertutup rapat.

Agus, tetangga sebelah kamar, mengatakan Arya pergi sejak pagi hari. Namun, ia tak tahu kemana perginya. Hal serupa disampaikan Citra. Finalis KDI 2 sampai 15 besar ini mengatakan Arya pergi seorang diri tapi tak tahu tujuannya.

Very Idam Henyaksyah Alias Ryan - Si Tukang Jagal Dan Pembunuh Berantai Homoseksual Gay Dari Jombang Yang Membunuh 4 Orang
Juli 22, 2008 · 1 Komentar
JOMBANG - Terjun ke dunia gay yang salah menurut agama dengan mengobral cinta sejenis membuat Very Idam Heryansyah alias Ryan, 30, lupa diri. Kenikmatan hidup bergelimang dosa itulah membuatnya terjerat dalam kasus pembunuhan berantai.

Pemuda tampan lemah gemulai ini menjadi tukang jagal berdarah dingin. Ia tidak hanya membunuh Ir. Heri Santoso di Apartemen Margonda Residence, Depok, kemudian memotong tubuh korban menjadi 7 bagian, tapi juga menghabisi nyawa Aril Somba Sitanggang, 34. Bahkan, tiga teman kencannya sesama gay dibantai.

Mayat Heri Santoso yang dimutilasi dimasukkan Ryan kedalam dua koper kemudian dibuang di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan. Sedang empat korban lainnya dibantai di rumah orangtua tersangka kemudian dikubur di belakang rumah. Pembantaian mengerikan itu dilakukan Ryan dalam 12 bulan terakhir ini.

Perbuatan sadis Ryan membuat tetangga dan kerabatnya di Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Jombang, Jawa Timur, terperangah. Di halaman belakang rumah orangtuanya itulah, polisi menemukan empat kerangka pria yang dikubur secara terpisah. Senin (21/7) pagi, keempat jenazah gay teman bercinta Ryan digali petugas Polda Metro Jaya, Polda Jawa Timur, dan Polres Jombang.

Menjelang siang, penggalian jenazah empat pria, seorang di antaranya diyakini sebagai WN Belanda, selesai dilakukan. Dengan menggunakan dua ambulan, korban pembantaian ini dibawa ke RS Bhayangkara, Surabaya. “ Di rumah sakit ini jenazah keempat korban akan diotopsi, “ kata Kasat Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Fadil Imron.

4 GAY DIKUBUR
Empat gay yang menjadi korban keganasan Ryan kemudian dikubur di halaman belakang rumah orang tua tersangka, menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Drs. Carlo B. Tewu, adalah Aril Somba Sitanggang, yang dibunuh pada akhir April lalu. Pria yang bekerja di agen properti ini diketahui pergi ke Surabaya bersama Ryan pada 23 April.

“ Dari hasil pelacakan adanya pengeluaran uang di rekening Aril melakui ATM dan printout telepon seluler korban, didapat informasi berharga bahwa tersangka Ryan dicurigai membunuh Aril, “ kata Carlo, yang turun langsung menyaksikan penggalian jenazah di Jombang.

Ditambahkan Carlo, korban lainnya, Vincen, 28, asal Jombang. Pemuda ini dibunuh pada awal April 2008, dua minggu sebelum Aril dihabisi. Guntur, 30, asal Nganjuk, Jawa Timur dibantai pada pertengahan Juli 2007. Sedangkan Grendy, 28, WN Belanda, dibunuh pada pertengahan Januari 2008. Keempat korban yang dijagal Ryan ini dikubur dalam jarak berdekatan di bawah pohon pisang di belakang rumah orangtua tersangka.

“ Keempat korban ini dibunuh dengan cara dipukul pakai batu dan linggis. Pembunuhan dan penguburan korban dilakukan malam hari, “ tegas Carlo.

Ryan tidak hanya membantai keempat gay tersebut, ia juga dicurigai membunuh seorang ibu rumah tangga bernama Nani dan putranya. Empat bulan lalu, ibu dan anak ini dilaporkan warga kepada petugas yang menggali kerangka gay, pernah jalan bersama Ryan. Sejak itu, korban tidak kelihatan batang hidungnya. Namun, kepastian bahwa Ryan membunuh kedua korban warga Jombang itu masih diusut petugas. Pasalnya, tersangka selalu memberi keterangan berbelit-belit.

Tidak tertutup kemungkinan masih ada korban lain yang dibunuh Ryan. Untuk mengungkap tuntas dan mencari tahu ada korban lain, Carlo menyediakan telepon seluler layanan masyarakat yang siap menampung dalam 24 jam. Nomor telepon itu, 0816851777, 081510666666, dan 08179189993. “ Sekecil apapun informasi yang masuk akan kami pelajari , “ tambah Carlo.

RYAN DIBAWA KE JOMBANG
Sebelum ditemukannya 4 korban pembantaian, petugas memeriksa Ryan dengan ketat. Pemuda yang maniak seks dan doyan foya-foya bersama kaum gay ini memberi alibi bahwa ia tidak membunuh Aril. Kendati bukti berupa tiket kereta api, saksi yang dimintai keterangan, adanya hubungan telepon, dan pengambilan uang Aril di ATM, memperkuat kepergian Aril ke Surabaya, tidak membuat Ryan buka mulut.

Pengakuan Aril ini tidak membuat petugas putus asa. Sabtu siang, dengan menumpang pesawat dan dikawal ketat lima petugas Reserse Polda Metro Jaya, Ryan dibawa ke Surabaya kemudian naik mobil ke Jombang, ke rumah orangtuanya.

Di rumah sedarhana itu, Ryan dipertemukan dengan Ahmad, 54, ayah dan Ny. Saitun, 47, ibu kandung tersangka. Berhadapan dengan kedua orangtuanya, Ryan bersujud minta ampun. Tangis pun meledak di rumah tersebut. Dalam waktu singkat, tetangga berdatangan.

Ketika petugas menggeledah rumah ini, ditemukan beberapa potong baju dan celana, yang mirip dengan kepunyaan Aril. Kedua orangtua Ryan menjelaskan bahwa baju dan celana itu milik teman anaknya. Tapi pasangan ini tidak tahu siapa nama teman anak mereka.

Langkah lain yang diambil petugas adalah memeriksa halaman belakang rumah. Dari tumpukan tanah yang ditemui, petugas curiga ada sesuatu dibalik tanah ini. Karena hari sudah menjelang malam, kecurigaan petugas tidak dilanjuti. Ryan dibawa ke Polres Jombang.

Di kantor polisi ini, Ryan diinterogasi ketat yang melibatkan petugas Polda Jawa Timur dan Polres Jombang. Minggu pagi, petugas mulai menyebar ke perkampungan warga. Dari informasi yang dikumpulkan, didapat tahu bahwa ada warga yang pernah melihat Ryan menggali tanah di belakang rumahnya.

Menjelang tengah malam, Ryan buka mulut bahwa memang benar ia membunuh Aril dan mayatnya dikubur di belakang rumahnya. Tanpa membuang waktu, puluhan petugas mendatangi rumah Ahmad. Petugas Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur memasang police line. Warga diminta tidak mendekat ke lokasi ini.

SAKIT HATI
Senin pagi, penggalian tanah pun dimulai. Begitu mata cangkul menembus tanah, petugas menemukan potongan baju kemudian kerangka manusia. Penemuan yang mengejutkan ini mengundang perhatian ratusan warga yang berbondong-bondong datang melihat penemuan kerangka manusia ini. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan, terutama adanya ada balas dendam, rumah tersangka dijaga ketat. Bahkan Detesement 88 Anti Teror Polda Jatim, diterjunkan.

Penemuan mayat ini membuat Ryan tidak bisa berkelit. Apalagi tidak hanya mayat Aril ditemukan, tapi juga tiga korban lainnya. Kepada petugas, gay yang menyewa apartemen di Depok itu mengakui terus terang semua perbuatannya. “ Saya membunuh karena sakit hati. Mereka saya bunuh karena menolak menikahi saya, “ tutur Ryan, yang mengaku berniat nikah dengan Noval di Belanda.

Namun, alasan pelaku dicurigai polisi sebagai alasan yang tidak masuk akal. Carlo menduga, pelaku menghabisi korban karena ingin menguasai harta bendanya.

Menurut Ryan, dia menghabisi Ariel dengan batu yang dihantamkan ke kepala korban sebanyak tiga kali. Korban tewas kemudian dikubur di samping septik tank di dekat pagar belakang rumah.

IBU ARIL SHOCK
Mendapat kabar anaknya dibunuh Ryan dan mayatnya sudah ditemukan, Ny. Tiarma boru Tambunan, ibu kandung Aril, tak mampu menahan sedih. “Saya sudah mendapat kabar kalau anak saya meninggal. Saya shok anak saya meninggal dengan cara seperti itu,” ujar Tiarma. “Hukum mati saja Ryan.”

Kepastian bahwa jenazah yang dikubur adalah Aril diperoleh polisi dari dua anggota keluarganya yang berangkat ke Surabaya, Minggu pagi. Saat ditanya apakah Tiarma mengenal Ryan, wanita tersebut mengaku tidak mengenal pelaku. “Saya tidak kenal dengan Ryan, saya cuma tahu nama dia dari anak saya,” ujarnya.

Sementara itu, Noval Andreas , pacar Ryan kaget ketika mendengar Ryan terlibat pembunuhan Aril Sitanggang.”Dia kaget diberitahu Ryan juga membunuh Aril. Tersangka Noval mengaku tidak kenal dengan Aril,” ujar Desi, teman Noval saat ditanya usai membesuk rekannya itu di tahanan Narkoba Polda Metro Jaya. Menurut Desi, Noval sempat mengantar Ryan ke Stasiun Gambir yang saat itu akan berangkat ke Surabaya.

Ditangkapnya Ryan, membuat keluarga meradang. “Kami tidak percaya kalau Ryan sebagai pelaku mutilasi. Sebab dia anak baik dan ramah dan supel pasti ada orang lain yang sengaja memfitnah dan mengubur mayat dibelakang rumah kami tanpa sepengetahuan kami, ini semua hanya konspirasi untuk menjatuhkan nama baik keluarga kami,” kata Dedi Sudarsono,32, paman tersangka. Dedi juga mengaku kurang tahu persis tingkah laku Ryan sejak ke Jakarta.

“Kalau saya tidak seberapa paham. Soal kasus yang terjadi, keluarga juga tidak mengerti. Tahu-tahu ada polisi datang ke sini,” katanya.

BELUM TENTU PSIKOPAT
Menanggapi aksi pembunuhan berantai tersebut, Kriminolog Erlangga Masdiana mengatakan, tersangka Ryan belum tentu seorang psikopat. Alasannya, perlu pemeriksaan oleh dokter jiwa untuk melihat kestabilan emosinya dan membuktikannya.

Menurutnya, tindakan yang dilakukan Ryan karena adanya sejumlah faktor yang kondusif di antaranya waktu, tempat, keberanian dan tidak ada hal yang bisa dilakukan untuk menguasai harta selain mengeksekusi korbannya. “Biasanya pelaku termasuk orang supel dan ramah sehingga tak mudah ditebak apa yang akan dilakukannya,” ujarnya.

Mengenai Ryan yang membunuh dan menggasak harta korban, Erlangga mengatakan, kemungkinan tersangka memiliki bermacam motif mulai dari masalah ekonomi hingga kekecewaan yang membuatnya balas dendam. “Paling tidak, ia memiliki sebuah nilai yang dianggapnya benar hingga ia melakukan aksinya,” katanya.

PENEMUAN JENAZAH
Empat jenazah yang diduga menjadi korban pembunuhan tersangka Verry Idham Henyaksyah (versi lain menyebut Very Idam Henyansyah) alias Ryan (30), ditemukan terkubur di sekitar rumah orang tuanya di Jatiwates, Tembelang, Jombang, Jawa Timur, Senin (21/7). Dua lainnya masih dicari polisi.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Carlo Brix Tewu mengimbau, mereka yang merasa kehilangan keluarganya terkait kasus Ryan, diminta menghubungi nomor telepon selular (Ponsel) 0816851777, atau mengirim pesan lewat pelayanan pesan singkat (SMS) Ponsel 1717.

Carlo mengkhawatirkan jumlah korban yang diduga dibunuh Ryan bertambah banyak. Agar kasusnya cepat tuntas, ia ingin masyarakat lebih banyak terlibat.

Menurut pengakuan Ryan, keempat jenazah yang ditemukan di kebun belakang rumahnya adalah jenazah Ariel Somba Sitanggang (34), Vincent, Guntur, dan Grendy warga negara Belanda. Usia ketiganya diperkirakan 25-30 tahun.

Vincent dan Ariel diduga dibunuh pada akhir April 2008. Guntur dibunuh Agustus 2007, sedang Brendy pada Januari 2008. ”Semuanya baru sebatas pengakuan dan dugaan. Belum melewati penelitian forensik dan sejumlah prosedur penyelidikan dan penyidikan polisi lainnya,” kata Carlo.

KAWAN FITNESS
Dua jenazah lainnya yang belum ditemukan adalah Nani Kristanti (35), dan seorang putranya (3). Keduanya dilaporkan hilang oleh suami Nani.

Menurut suaminya, Nani adalah teman fitness Ryan. Ryan, Nani, dan putranya terlihat terakhir di sebuah toko emas di Jombang, pada tanggal sembilan April 2008.

Anggota Satuan Kejahatan dengan Kekerasan Direskrimum Polda Metro, Ajun Komisaris Danang, membenarkan informasi tersebut.

Ryan adalah tersangka mutilasi Heri Santoso (40) di sebuah apartemen di Margonda, Depok, Jawa Barat, Jumat (11/7). Ryan mengaku mengenal korban di Jalan Karet Pedurenan Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Tiga hari setelah Ariel hilang, orangtuanya melapor ke Polsek Metro Setiabudi dan Polda Metro Jaya. Ryan pernah diperiksa polisi, tetapi dilepas kembali karena tidak cukup bukti. Ariel mengenal Ryan di tempat indekos Ariel yang ditempatinya sejak April 2008 di Jalan Karet Pedurenan Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Dua pekan setelah indekos, Ariel menghubungi ibunya. Ariel mengatakan, akan berangkat ke Surabaya bersama Ryan untuk sebuah rencana pembangunan rumah sakit.

ENAM JAM PENGGALIAN
Menjelang penggalian di kebun belakang rumah, Ryan dengan kedua tangan terborgol, diminta menunjukkan lokasi. Penggalian dilakukan mulai pukul 10.00. Sekitar satu setengah jam kemudian, dua dokter forensik Polda Jatim mendapat isyarat, di lubang pertama ada dua mayat. Ketika lubang diperluas, terdapat satu mayat lagi.

Dua jam setelah penggalian pertama, lokasi makam baru ditemukan sekitar empat meter ke arah selatan makam pertama. Di situ terdapat satu mayat. Ketiga jenazah tidak dimutilasi. Penggalian berlangsung hingga enam jam.

Menurut Tarubi (55), tetangga Ryan, tersangka mulai berubah menjadi penyendiri sejak berusia 20 tahun. Ia lalu aktif bergaul dengan menjadi instruktur senam dan pegawai salon di Surabaya.

Kepala Dusun Maijo, Anang Fauzi (33), menambahkan, beberapa tahun terakhir, warga menonaktifkan keluarga orangtua Ryan dari semua kegiatan lingkungan. Tapi ketika ditanya tentang alasan warga mengucilkan keluarga ini, Anang tak mau berkomentar. ”Silakan langsung bertanya kepada warga yang bermasalah dengan keluarga tersebut,” ucapnya.

Di lokasi penggalian, seorang warga, Moh Shobirin (37), mengaku kehilangan keponakannya, Moh Zainul Abidin alias Zaki (21) sejak 7 Januari 2008. Pekerjaan Zaki adalah penyiar Radio Gimta FM, Jombang.

“Zaki kenal Ryan lewat temannya yang sudah kenal lebih dulu. Berdasarkan informasi beberapa teman, Zaki terakhir terlihat bersama dengan Ryan,” ujar Shobirin

Berdasarkan informasi diatas, Ryan bukanlah termasuk orang yang dikategorikan abnormal, hal ini didasari oleh ciri-ciri abnormal yaitu :
 
  • Disfungsi Psikologis : menjalankan peran/fungsi dalam kehidupan ; integrasi aspek kognitif,afektif,konatif/psikomotori
  • Distres ; Impairment (Hendaya)  menunjukkan pada keadaan “merusak” dirinya baik secara fisik or psikologis
  • Respon Atipikal (Secara Kultural Tidak Diharapkan) Reaksi yang TIDAK sesuai dengan keadaan sosio kultural yang berlaku
 dari ciri diatas Ryan hanya memenuhi persyaratan pada hal Disters dan respon atipikal.
Dimana Distres Ryan adalah ia sering merasa inferior dan haus akan kekayaaan,berdasarkan temuan pihak kepolisian Ryan membunuh bukan hanya cemburu akan tetapi ada motif ingin mengambil harta calon korban, Ryan adalah seorang yang ambisius tapi akibat lingkungannya yang tidak memadai,ambisinya untuk jadi orang kaya dan sukses terpendam dan terus berevolusi menjadi keputusasaan. Keputusasaan inilah mungkin yang memicu pembunuhan yang dilakukannya itu. Yang menyimpang dari Ryan adalah kemampuannya untuk menekan rasa bersalahnya atas pembunuhan yg dia lakukan. Sekali membunuh, dia merasa superior dan karena itu dia tega  melakukannya  lagi.
 
Kemudian dalam hal respon atipikal adalah dimana Ryan melakukan hal yang bertentangan dengan norma yang ada masyarakat yaitu memutilasi,membunuh,dan menguburnya dalam pekarangan rumah hal ini tentu saja tidak sesuai dengan kultur budaya dimanapun ia berada.

Sabtu, 18 Februari 2012

Apa itu Psikologi Abnormal?

 
PENGERTIAN PSIKOLOGI ABNORMAL

Psikologi abnormal kadang-kadang disebut juga psikopatologi. Dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan istilah Abnormal Psychology. Apa yang dimaksud dengan psikologi abnormal? Berikut dikemukakan beberapa definisi. 

 Menurut Kartini Kartono (2000: 25), psikologi abnormal adalah salah satucabang psikologi yang menyelidiki segala bentuk gangguan mental danabnormalitas jiwa.  

Singgih Dirgagunarsa (1999: 140) mendefinisikan psikologi abnormalatau psikopatologi sebagai lapangan psikologi yang berhubungan dengankelainan atau hambatan kepribadian, yang menyangkut proses dan isikejiwaan.
Berkenaan dengan definisi psikologi abnormal, pada Ensiklopedia BebasWikipedia (2009), dinyatakan
“Abnormal psychology is an academic and applied subfield of psychology involving the scientific study of abnormal experience and behavior (as in neuroses, psychoses and mental retardation)or with certain incompletely understood states (as dreams and hypnosis) in order to understand and change abnormal patterns of functioning” 

Definisi psikologi abnormal juga dapat dijumpai di Merriem-WebsterOnLine (2009). Pada kamus online tersebut dinyatakan :
“Abnornal psychology : a branch of psychology concerned with mental and emotional disorders (as neuroses, psychoses, and mental retardation) and with certain incompletely understood normal phenomena (as dreams and hypnosis)